Martijn Eickhoff (1967) adalah direktur NIOD dan profesor di Universitas Groningen dengan kepakaran di bidang arkeologi, warisan perang, dan kekerasan massal. Kajian-kajian yang telah dihasilkannya mencakup sejarah, dimensi budaya, dan dampak yang timbul selepas peristiwa kekerasan massal dan pergantian rezim di Asia dan Eropa selama abad 19 dan 20, dengan fokus khusus pada aspek ruang, materi, dan lintas budaya. Sebelum ini, Martijn Eickhoff menduduki jabatan sebagai lektor Sejarah Budaya di Universitas Radboud, Nijmegen, dari tahun 2006 sampai 2015.

Riset Martijn Eickhoff berfokus pada lanskap memori kekerasan massal anti-komunis di Indonesia tahun 1965-68. Bekerjasama dengan Universitas Katolik Soegijapranata (UNIKA), Martijn Eickhoff melakukan penelitian di Semarang yang merupakan kota tempat pertama kalinya Partai Komunis Indonesia terbentuk di tahun 1920. Tahun 2015, bekerjasama dengan prof. dr. Gerry van Klinken (KITLV) dan prof. dr. Geoffrey Robinson (UCLA), ia menyelenggarakan konferensi internasional 1965 Today; Living with the Indonesian Massacres. Ia juga menyunting terbitan khusus tentang Indonesia di tahun 1965 pada Journal of Genocide Research.

Martijn Eickhoff juga meneliti hubungan antara arkeologi, pembentukan warisan, dan kekerasan massal di Asia dan Eropa. Dalam rentang 2008-2013, ia bekerjasama dengan dr. Marieke Bloembergen (KITLV) dalam sebuah proyek penelitian tentang transformasi situs-situs arkeologi di pasca-kolonial Indonesia. Proyek penelitian ini menginduk kepada program penelitian besar NWO Sites, Bodies and Stories - The dynamics of heritage formation in colonial and postcolonial Indonesia and the Netherlands. Saat ini, Martijn Eickhoff sedang menyiapkan sebuah jilid sunting (edited volume) tentang arkeologi dan Nasional Sosialisme di Eropa (Springer).